Di bawah langit Kota Magelang yang teduh dan penuh keberkahan, keluarga besar MIM Teladan melangkah dalam kebersamaan dan rasa syukur. Pada Sabtu, 22 November 2025, di Kampus 2 MIM Teladan, terselenggara kegiatan Tabligh Akbar dan Santunan Anak Yatim sebagai bagian dari peringatan Milad ke-113 Muhammadiyah.
Acara ini menjadi momentum berharga untuk menghidupkan kembali nilai dakwah, pendidikan, dan kepedulian sosial yang telah menjadi napas perjuangan Muhammadiyah sejak tahun 1912. Kegiatan dibuka secara resmi melalui sambutan Kepala Madrasah, Ibu Nina Agustien, S.Pd. Dengan suara yang tenang dan penuh makna, beliau menyampaikan pesan mendalam kepada seluruh peserta didik, guru, dan tamu undangan.
“Milad Muhammadiyah bukan sekadar tanda usia. Ini adalah pengingat bahwa amanah dakwah dan pendidikan harus terus dijaga dan diteruskan. Generasi hari ini harus tumbuh sebagai insan yang berakhlak mulia, berilmu, dan peduli sesama,” tutur beliau.
Beliau juga menegaskan secara tidak langsung bahwa kegiatan seperti ini menjadi pembiasaan karakter Islami yang nyata dan bukan sebatas teori di ruang kelas.
Suasana kemudian berubah menjadi penuh kebanggaan ketika tiga siswa terbaik MIM Teladan tampil membawakan speech dalam bahasa Arab dan bahasa Inggris. Mereka adalah:
Farrel Rizky (Kelas VI)
Hasan Qamira (Kelas VI)
Hauri Lutfana (Kelas VI)
Ketiganya tampil dengan percaya diri, artikulasi yang baik, dan ekspresi penuh keyakinan. Penampilan ini memberikan kesan bahwa pendidikan di MIM Teladan bukan hanya mengajarkan ilmu, tetapi juga menumbuhkan keberanian serta kemampuan komunikasi global.
Memasuki acara inti, suasana berubah menjadi lebih hidup dan interaktif. Ustadz Luqman Prabu hadir bukan hanya sebagai penceramah, tetapi juga sebagai pendongeng inspiratif. Dengan gaya penyampaian yang ekspresif dan penuh humor, beliau membawakan dongeng islami bertema kejujuran dan kebaikan hati. Anak-anak menyimak dengan mata berbinar, tertawa, dan sesekali mengangguk seolah belajar melalui alur cerita.
Di sela dongeng, beliau menyisipkan pesan penting yang disampaikan dengan sederhana namun mengena: “Kebaikan tidak selalu besar. Kadang, kebaikan itu sesederhana memberi senyum, membantu teman, atau tidak menyakiti siapa pun.”
Ceramah yang dikemas dalam bentuk dongeng menjadikan suasana lebih hidup, bersahabat, dan menyentuh hati, baik bagi anak-anak maupun orang tua yang hadir.
Puncak kegiatan ini adalah penyerahan santunan bagi anak yatim. Dalam keheningan yang penuh rasa syukur, tangan yang memberi dan tangan yang menerima bertemu dalam cinta dan keikhlasan. Sebuah momen yang menggugah kesadaran bahwa berbagi bukan tentang berlebih, tetapi tentang peduli. Rangkaian acara ditutup dengan doa bersama, memohon agar semua amal diterima dan menghadirkan keberkahan.
Dengan berakhirnya kegiatan ini, MIM Teladan berharap bahwa semangat Milad ke-113 Muhammadiyah menjadi pijakan kokoh untuk terus membangun generasi unggul,berilmu, beradab, dan penuh kepedulian. “Semoga kegiatan ini tidak berhenti sebagai agenda tahunan, tetapi menjadi budaya kebaikan yang mengakar,” demikian harapan panitia dalam penutup acara.
Melalui cahaya sejarah Muhammadiyah dan langkah pendidikan hari ini, MIM Teladan terus berkomitmen: mendidik dengan hati, menginspirasi dengan ilmu, dan melayani dengan cinta.