Memelihara Ikhlas Membuat Hati Lapang
Sarwoto, S.Ag (Guru Kelas MIM Teladan)
Dalam agama Islam, ikhlas adalah bersih dari kotoran. Sederhananya, manfaat ikhlas itu membersihkan diri dari pujian manusia. Orang yang ikhlas, tidak akan mengharapkan apapun setelah melakukan suatu kebaikan. Mereka tidak menginginkan ucapan terima kasih, tidak ingin mendapatkan pujian dari orang lain, apalagi sampai mengharapkan diberi uang sebagai imbalan atas kebaikan atau pertolongan yang sudah dia lakukan.
Mereka menolong karena memang ingin menolong. Bahkan tak jarang, orang yang ikhlas menyembunyikan kebaikannya dan melupakan hal itu sesegera mungkin karena tidak ingin kebaikan yang sudah dilakukannya memunculkan sifat riya atau pamer. Mayoritas orang yang ikhlas hatinya juga tidak mencari masalah dengan orang lain.
Namun bukan berarti mereka suka kabur dari masalah dan tidak bertanggung jawab, ya! Kebalikannya, justru ketika masalah datang, mereka tidak akan lari, namun berusaha menghadapinya dengan baik. Bahkan ketika di masa sulit pun, orang-orang ikhlas akan berusaha bersikap sabar menerima ketetapan-Nya. Biasanya orang seperti ini juga jarang mengeluh ke manusia, sebagai gantinya mereka lebih suka curhat ke Tuhan. Mereka sadar betul, Tuhan adalah satu-satunya yang Maha Mendengar sekaligus juga yang memberikan solusi.
Dalam agama Islam, ikhlas terbagi menjadi beberapa jenis. Di antaranya :
1. Ikhlas Mubtadi’
Ikhlas paling pertama adalah ikhlas mubtadi’. Orang yang memiliki rasa ikhlas mubtadi’ di dalam hatinya memang hanya beribadah kepada Allah Subhanahu wa ta’ala. Mereka taat dan menjalankan ibadah dengan baik. Namun sayangnya mereka masih terpikat dengan urusan dunia.
Mereka melakukan segala ibadah karena mereka takut Allah Subhanahu wa ta’ala akan mendatangkan kesulitan. Dengan ibadah, mereka berharap bisa terhindar dari kesulitan itu. Selain menghindari diri dari kesulitan, orang-orang ini juga beribadah dengan tujuan mendapatkan keberuntungan dan kebaikan.
2. Ikhlas Abid
Nah kalau jenis ikhlas sebelumnya masih ingat dunia, ikhlas abid satu tingkat lebih baik dari itu. Orang yang memiliki ikhlas abid di dalam hatinya, sudah berhenti melihat dunia. Mereka tidak lagi tertarik dengan urusan dunia seperti harta, dan tahta. Buat mereka, dunia itu kecil dan tidak ada harganya.
Karena toh meski memiliki segalanya dalam hidup, tapi ketika meninggal, mereka tetap tidak akan membawa apa-apa, selain amal kebaikan. Jadi alih-alih mengharapkan dunia dan seisinya, orang yang memiliki ikhlas abid hanya mengharapkan surga.
Mereka beribadah dan menjalankan semua perintah agar kelak, ketika dihisab, amal mereka lebih banyak dari dosanya, dan akhirnya bisa memasuki surga bersama orang beriman lainnya.
3. Ikhlas Muhibb
Jika ikhlas abid lebih baik dari ikhlas mubtadi’ yang masih mengharapkan dunia, maka ikhlas muhibb ini satu tingkat lebih baik dari ikhlas abid. Berbeda dengan ikhlas abid yang beribadah karena mengharapkan surga dan ingin menghindari neraka, mereka yang memiliki ikhlas muhibb justru tidak menginginkan keduanya.
Mereka tentu ingin masuk surga, namun ibadahnya dilakukan semata-mata karena Allah Subhanahu wa ta’ala. Mereka beribadah karena mereka membutuhkannya, mereka beribadah karena sadar beribadah bahwa itu merupakan kewajibannya sebagai hamba.
4. Ikhlas Arif
Terakhir adalah ikhlas arif, dan merupakan ikhlas dengan tingkatan tertinggi. Mereka beribadah karena hatinya digerakkan oleh Allah Subhanahu wa ta’ala.
Ibadah yang mereka lakukan tidak terasa seperti ibadah lagi. Mereka menganggapnya bukan lagi sebagai kewajiban, namun kebutuhan. Hatinya cemas jika belum melaksanakan ibadah kepada Allah Subhanahu wa ta’ala, apalagi jika ibadah yang harus dilakukan adalah ibadah wajib. Dan mengingat ini adalah kebutuhan, maka ibadah ini jelas tidak boleh dilewatkan.
Seperti yang sudah dibahas sebelumnya, ikhlas itu mudah diucapkan, namun sulit sekali untuk dilakukan dan tidak semua orang bisa melakukannya. Namun dibalik sebuah kesulitan untuk ikhlas menerima keadaan, terdapat juga segudang manfaat Ikhlas yang jarang disadari oleh banyak orang, di ataranya membuat hati menjadi lebih tenang
Saat menghadapi masalah atau musibah, hati kita dilanda berbagai perasaan. Ya sedih, cemas, marah, kecewa, penyesalan, semuanya jadi satu dan membuat hati jadi terasa tidak tenang. Alhasil, apapun yang kita kerjakan terasa buruk dan selalu salah. Semua perasaan ini jelas wajar, namun tetap saja kita tidak bisa terus menyimpan perasaan tidak baik ini di dalam hati.
Nah salah satu cara untuk mengatasi masalah hati yang berantakan ini, ikhlas bisa menjadi jawabannya. Saat kamu sudah ikhlas dengan semua ketetapan Allah Subhanahu wa ta’ala, hatimu akan jauh lebih baik kondisinya. Tidak ada lagi marah, kecewa, penyesalan, dan perasaan buruk lainnya. Yang tersisa hanya rasa tenang dan semangat baru, bahwa kamu bisa melewati semuanya dengan baik.
*Walikelas 4 MIM Teladan